![]() |
Pantai Kenjeran Surabaya, 2019 |
Rahmatullah - Menginjak usia 30 bukan sekadar bertambah umur, tetapi menandai fase kedewasaan ruhani dan tanggung jawab dalam hidup.
Dalam Islam, setiap pertambahan usia adalah peringatan bahwa jatah hidup semakin berkurang.
Imam Hasan al-Bashri pernah berkata:
"Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap hari yang berlalu, maka berkuranglah sebagian dari dirimu."
Usia 30 adalah masa matang menurut syariat. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
"Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun..." (QS. Al-Ahqaf: 15), yang menunjukkan bahwa usia 30 adalah fase menuju puncak kematangan jiwa dan amal.
Ulama terdahulu menasihati agar seseorang mulai lebih serius memperhatikan waktu, memperbanyak amal salih, dan meninggalkan kelalaian dunia.
Sebagaimana kata Imam Ibn al-Jawzi:
"Siapa yang di usia mudanya tidak sibuk dengan ilmu dan ibadah, maka sulit ia akan mendapat cahaya di masa tuanya."
Ulang tahun dalam Islam bukan ajang pesta, tapi saatnya muhasabah—merenungi apakah umur selama ini telah digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya.
Usia 30 adalah alarm untuk memperbaiki niat, mempertebal iman, dan bersiap menyongsong usia yang semakin dekat dengan akhir perjalanan dunia.